Sabtu, 12 Mei 2012

Babeh

Minggu lalu, kami sekeluarga bertandang ke rumah Amih (nenek) dan Babeh (kakek) , melepas rindu setelah lama tidak berjumpa. Saat itu hari sudah siang, kami membuat nasi liwet dan ikan bakar uintuk disantap bersama, ikan mas yang lezat yang dilumuri madu sebelum dibakar, dan nasi liwet yang gurih membuat nafsu makan meningkat. Babeh belum bangun dari tidur siangnya, dan sengaja tidak dibangunkan karena usianya yang sudah tua, yang mulai sering sakit - sakitan sejak dua tahun lalu jadi Ia harus banyak istirahat.
Makan siang selesai, aku dan ibu sempat berfoto bersama dengan Wa Lilis kakak Ibuku yang baru empat bulan lalu ditinggal pergi anaknya uintuk selamanya,
                                                                  Ibu-Wa Lilis-Igar
Kita semua bercengkrama bersama, bercerita banyak hal, merencanakan liburan bersama, dan lain - lain. Wa Lilis tidak berlama - lama Ia kemudian pergi mengantar pamanku ke rumah calon mertuanya. Rumah Amih mulai sepi, aku jadi tak bisa menahan kantuk, di ruang keluarga aku mulai terlelap diatas kursi panjang dengan jok yang empuk dan TV yang menyala seolah menina bobokan.
Adzan ashar telah berkumandang, meski sudah bangun aku tetap di ruang keluarga, menonton siaran ulang Indonesian Idol. Ibu, Amih dan Babeh sepulang dari masjid sedang di ruangan sebelah, samar - samar aku mendengar pembicaraan mereka,
Babeh : "Neng Igar atos ujianna?"
Ibu      : "Atos beh kantun pengumuman. Doakeun sing lulus ka UPI!"
Babeh : "Didoakeun pisan atuh, ayeuna sok kamana wae Neng Igar?"
Ibu      : "Nuju latihan nyupiran beh ayeuna mah"
Babeh : "Ohh, pami teu lulus UPI bade daftar ka Budiman nya?"
Ibu      : "hahahaa...."

Aku mengernyit, "Hah?Budiman?...Jadi sopir bis maksudnya?haha...". Begitulah Babeh yang tak pernah meninggalkan sholat  malam dan dhuha, yang terkadang galak tapi celetukannya memang lucu. Babeh seorang kakek yang hanya pernah sekali mengantarkan seorang saja cucunya pulang dengan menggendongnya saat malam hujan dalam keadaan jalanan yang banjir. Dan cucu yang satu itu adalah aku, Terimakasih Babeh, itu jadi kebanggaan tersendiri buatku, ya cucu satu-satunya yang Babeh gendong saat malam hujan dalam keadaan jalanan banjir, Babeh menggendongku dan aku memegang payung. 
Kebiasaan Babeh hingga saat ini adalah saat santai Ia sering menyuruh cucunya untuk memijat kakinya, hingga terkadang cucu - cucunya kabur jika Babeh sedang santai, takut di suruh memijat. Tapi tidak denganku, Babeh duduk santai, akupun begitu, ikut duduk santai saja tanpa disuruhnya memijat.
Pada hakikatnya manusia pasti memiliki sisi baik, begitupun Babeh meski Ia galak tapi tentu saja Ia memiliki hal baik yang melekat pada dirinya, meski aku pernah menangis karena sikapnya, tapi tentu saja ada hal positif yang Ia miliki. Semoga Babeh selalu ada dalam lindunganNya...

Bapa Engkos (Kakek dari Bapa)- Babeh (Kakek dari Ibu)

Babeh (kanan) bersama Bapa engkos (kiri)seorang kakek yang cerdas, mampu menjawab banyak pertanyaan dari cucunya, Ia kurang menyukai permainan bola tim Indonesia katanya lebih senang menonton tim dari luar negeri, meski seorang petani Ia mengetahui perkembangan zaman, baik dalam bidang ekonomi, budaya maupun sosial politik, hingga gosip artispun Ia tau, Ia juga sosok seorang ayah yang selalu bekerja keras dan bersikap disiplin terhadap putra - putrinya. Tidak pernah meminta sesuatu apapun pada semua anak - cucunya, tidak pernah memaksakkan kehendak apapun terhadap anak - cucunya. Yang diinginkannya saat ini adalah menunaikan ibadah haji. Alloh Maha Kaya, Mudah bagiNya memberikan segala sesuatu apapun, semoga Ibu,Bapa,Bapa Engkos,Emak (nenek dari Bapa), A Rico dan Teh Nunuy dapat secepatnya menunaikan ibadah haji...

READ MORE - Babeh

Sabtu, 14 April 2012

Surat Kabar Pikiran Rakyat, 14 April 2012

Published with Blogger-droid v2.0.4
READ MORE - Surat Kabar Pikiran Rakyat, 14 April 2012

Kamis, 12 April 2012

Mantap GAN


Published with Blogger-droid v2.0.4
"Setiap hari kita disuguhi berita tentang korupsi, tentang kecurangan. Ini sudah  keterlaluan seolah - olah tidak ada lagi yang baik dan yang jujur dari bangsa ini. Jika bukan kami yang mulai mengubah itu, siapa lagi?" Ucap Koordinator Mantep GAN (Mandiri Terpercaya, Gerakan Antinyontek Nasional), Fadly Akbar Nasher (18), siswa SMAN 5 Bandung dalam Surat kabar Pikiran Rakyat. Jum'at, 13 April 2012.
READ MORE - Mantap GAN

Rabu, 11 April 2012

UN 2012

Semangat Ujian Nasional dari seluruh jajaran guru SMA Al Muttaqin. Semoga doa Bapa, Ibu sekalian selalu menyertai hati, pikiran, dan tangan ini untuk senantiasa menghitamkan jawaban yang tepat dan kami dapat lulus dengan nilai yang berkah. Doa kami pun selalu menyertai Bapak dan Ibu, semoga Bapak dan Ibu selalu ada dalam berkah, rahmat, lindungan, dan cintaNya.


Published with Blogger-droid v2.0.4
READ MORE - UN 2012

Selasa, 10 April 2012

someday i will be

Published with Blogger-droid v2.0.4
READ MORE - someday i will be

Senin, 09 April 2012

Inspiring Book (Belajar Merawat Indonesia)



     Hari minggu kemarin saya berkesempatan untuk mengikuti workshop jurnalistik di SMA Al Muttaqin dengan pemateri seorang pimpinan redaksi Bulaksumur Online, saat itu saya tidak sengaja menjawab satu pertanyaan dan mendapatkan hadiah buku yang menginspirasi atau lebih tepatnya menyadarkan diri saya akan hal yang sering terlupakan.
     Buku yang saya dapat berjudul "Belajar Merawat Indonesia" , belum sempat saya membacanya namun lewat judul buku itu saya sadar ternyata sudah seharusnya saya belajar merawat Indonesia, mulai berbaik hati dengan negeri ini. Memanjakan negeri ini sepertinya akan lebih baik daripada hanya dimanjakan olehnya.
     Anggap saja negeri ini adalah sahabat kita yang senantiasa harus kita fahami bagaimana karakternya,atau anggap saja negeri ini sebagai adik kita yang harus kita lindungi, atau sekaligus saja anggap negeri ini sebagai anak kita,yang dimana kita harus memberinya banyak manfaat kebaikan untuk kelangsungan hidupnya di masa datang.Hingga pada akhirnya berbagai kemanfaatan dan kebaikan akan hadir dalam kehidupan ini.
Published with Blogger-droid v2.0.4
READ MORE - Inspiring Book (Belajar Merawat Indonesia)
   Matahari menyambut riang kedatangan hari  ini, Senin 09 April 2012 . Agenda kelas XII untuk pagi ini sebelum melaksanakan pra-UN adalah memohon maaf dan doa  pada seluruh adik kelas untuk kelancaran UN dan SNMPTN. Aula lantai dua kala itu begitu penuh, di depan telah duduk Bapak Kepala Sekolah yang Bijaksana Pa Jenal, Bapak wakasek kesiswaan Pa Aep dan Bapak wakasek kurikulum yang sangat inspiratif Bapak In - in. Saat itu Pak Jenal menyampaikan sambutannya dengan tegas dan lugas tidak bertele - tele, dan segelintir doa iya ucapakan untuk kesuksesan kami.
   Kemudian giliran Pak In - in menyampaikan prakatanya, Ia menjelaskan nilai yang harus dicapai kelas XII jika ingin lolos SNMPTN Undangan. Dan luar biasa jika ingin lulus SNMPTN Undangan, diperkirakan UN hanya boleh salah maksimal lima soal. Aku termenung, sepertinya jika hanya mengandalkan kemampuanku, aku tidak mampu mengerjakan soal UN dengan kesalahan hanya lima soal saja. Namun bekerja sama apalagi melihat bocoran kunci jawabanpun tidak mungkin karena jika itu terjadi artinya aku telah durhaka pada Tuhanku. Tidak ingin rasanya selama 12 tahun mengenyam dunia pendidikan lulus dengan nilai palsu, untuk apa lama - lama sekolah jika jadi penipu atau pembohong. Jadi yang diharuskan saat ini adalah tidak berhenti belajar dan berdoa agar pertolonganNya selalu ada.
   Kemudian Pak In - in menceritakan prestasi para alumni di perguruan tinggi negerinya  masing - masing, saat itu Ia begitu bangga menceritakan anak didiknya yang berprestasi, nada bicaranya menjadi lebih semnagat saat menyebutkan raihan prestasi yang dimiliki anak - anaknya. Saat itu perasaan optimis hadir untuk mengikuti jejak kakak - kakak kelasku yang berhasil dalam studinya. Namun saat itu juga sedikit rasa takut menyelimutiku, Aku takut tidak bisa seperti seorang Tessa yang beliau banggakan karena selalu mendapatkan IP tinggi di Fakultas Kedokteran UNSOED, seperti seorang Siti Awaliati Deliabilda yang selalu eksis di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, seperti seorang Fathan Mubina yang sering diceritakan beliau karena mampu berprestasi di semester awal perkuliahan Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial UI atau seperti seorang Yogi Achmad Fajar yang selalu jadi bahan pembicaraan beliau karena eksistensinya yang luar biasa di Fakultas Ilmu Budaya UGM.
   Mataku sedikit berkaca - kaca karena takut kelak malah mengecewakan beliau dan guru - guru yang lain karena hasil ujianku yang seadanya. Namun dalam hati ini berdoa, semoga Alloh senantiasa memberi kemudahan padaku dan seluruh teman - temanku, semoga kami dapat mengerjakan soal Ujian Nasional dengan jujur agar nilai kami berkah dan dapat mengikuti jejak sukses kakak - kakak kami. Aamiin.
READ MORE -

Kamis, 05 April 2012

Teruntuk ibunda dan ayahanda guru

Ayahanda,Ibunda guru maafkan kami. Bukan maksud adinda menyombongkan diri. Sungguh ibunda, ayahanda aku telah berniat untuk meminta maaf nanti genap satu minggu sebelum Ujian Nasional. Namun seperti yang dikatakan Abi Nana bukanlah niat jika tidak dilakukan dengan aksinya. Seharusnya adinda segera meminta maaf pada ayahanda ibunda guru tanpa menunggu waktu. Adinda terlalu sombong merasa nyawa akan tetap ada hingga satu minggu sebelum ujian.


Ayah, Bunda, satu pekan ini adinda selalu merasa gelisah, gundah tak enak tidur, rasanya seperti ada sesuatu yang menyakiti adinda. Itu mungkin perasaan ibu dan ayah terhadap kami yang masih sombong. Sungguh Ayah, Bunda perasaan itu menyakitkan. Mohon maafkan adinda Ayah, Bunda.


Ayahanda,Ibunda guru, kalian selalu hadir dalam doa, aku berdoa padaNya agar kalian selalu ada dalam berkah dan rahmatNya, aku berdoa dengan wajah kalian dalam pikirku, aku berdoa semoga Ayahanda dan ibunda guru selalu diberi rizki yang halal dan melimpah. Aamiin.


Terimakasih Ayahanda dan Ibunda guru, adinda sangat menyayangi ayah dan bunda...


Published with Blogger-droid v2.0.4
READ MORE - Teruntuk ibunda dan ayahanda guru

Minggu, 01 April 2012

sleeping beauty

minggu ini kehilangan jati diri sebagai puteri tidur. bawaannya gelisah gundah gulana. astaghfirullohaladziim...


Published with Blogger-droid v2.0.4
READ MORE - sleeping beauty

Jumat, 30 Maret 2012

presepsi

Lagi-lagi masalah persepsi. Memang mengira-ngira atau menebak adalah hal yang menyenangkan. Seolah anggapan yang ada adalah benar.


Published with Blogger-droid v2.0.4
READ MORE - presepsi

Minggu, 25 Maret 2012

BLASTER is TOMCAT

"Ukhti Alaa ini kenapa?" Raisa panik melihat pahanya seperti terbakar dan terasa perih. Rai segera turun dari ranjang atas kakak kelasnya Ala, saat itu Rai sedang mengenyam bangku SMP di salah satu SMP Plus Pesantren.
"Ya Alloh Rai itu kenapa?" Ukhti Ala ikut panik melihat luka yang ada di kaki Rai.
"Aduuuh panas, sakiit. Ini kenapa ya?" Tak henti Raisa melihat kaki bagian paha belakangnya yang luka sekitar 17cm, bentuk lukanya seperti luka bakar namun sedikit berentus merah.
"kenapa Rai?" Bena teman se asrama Raisa menghampiri, kemudian Raisa memperlihatkan lukanya.
"Aduuh Rai ko bisa gitu, digigit serangga?" Tanya Bena
"Ga tau ben"
"Ya udah Rai, nanti ibuku mau dateng dilitain ke ibuku aja ya biasnya ibuku tau obat-obat buat kulit"

Sore -sore ibu Bena datang, setelah bercengkrama dengan Bena kemudian is menghampiri Raisa.
"Neng Raisa kenapa?" tanya ibu Bena.
"Ga Tau bu, tiba - tiba gini" Raisa sambil memperlihatkan lukanya.
"Oh pake Hydrocortys** aja neng"

Malamnya ibunya Raisa datang karena tadi  sore pula Raisa menelpon ibunya untuk datang ke asrama,
"Maah, liat kaki Rai maah!" Raisa sambil meringis.
"Astagfirulloh Rai ini kenapa?" Mamah kaget melihatnya karena luka Raisa sangat banyak.
"Rai kita pulang aja ya, kita ke dokter!"
Malam itu juga Raisa pulang, dan langsung menuju dokter kulit namun sayang ternyata klinik dokter telah tutup, berobat ke dokterpun ditunda hingga besok pagi. Mama tidak memebeli obat yang disarankan Ibunya Bena karena Mamah seorang bidan, yang ia tau obat yang di sarankan itu untuk obat "budug", Mama tak percaya luka yang di kaki Rai itu "budug".

Pagi - pagi sekali Rai dan Mamanya menuju dokter kulit dan kesimpulannya Rai digigit serangga. Rai bertanya - tanya "serangga apa ya?". Luka akibat serangga di kaki Rai semakin mengering dengan obat yang diberikan dokter kemudian melepuh dan terasa gatal juga sedikit perih, bekas lukanya agak lama hilang. Dan ternyata selidik punya selidik sudah banyak santri yang terserang serangga seperti ini.
"emangnya serangga apa sih yang bikin kaya gini?" Tanya Rai pada Ukhti Ala.
"emmm... yang lain bilangnya serangga blaster"
"blaster?"
"iya blaster!"
"kaya permen aja blaster, ntar kalau ada serangganya tunjukin ke ana yah ti!"
Blaster, ya di ma'had Rai serangga itu dinamakan blaster. kenapa blaster? karena tubuh serangga itu yang belang - belang orange-hitam.
Tiga tahun Raisa tinggal disana, 3 kali Raisa terkena serangan serangga itu, di kaki, di tangan dan yang paling menyedihkan di bawah bibir jadi Rai terlihat seperti habis dipukuli, wajahnya babak belur. "Ga apa-apalah kan keliatan jagoan kaya abis berantem" hibur Rai saat bercermin melihat wajahnya.
Tiap kali Rai ditanya oleh keluarga, saudara atau kolega lainnya pasti Rai bingun menjelaskan serangga yang bernama blaster, orang -orang tidak tau seperti apa itu blaster.

Dan tiga tahun kemudian munculah dalam berita serangga TOMCAT, yang katanya menyerang banyak orang dan mengakibatkan luka melepuh pada kulit, setelah dilihat Rai ternyata TOMCAT is BLASTER. terjawab lah sudah blaster adalah TOMCAT yang sebenarnya sudah menyerang sejak dulu di daerah yang dekat dengan pesawahan.
READ MORE - BLASTER is TOMCAT

07.15 24 Maret '12

   Selamat pagi,
   Pagi ini mata terasa berat mungkin akibat semalam begadang menemani ibu mengerjakan tugas kuliahnya sambil nonton Eliminasi Indonesian Idol yang dramatis dan film Pearl Harbour yang menceritakan kisah dibomnya pelabuhan Pearl Harbour diselingi dengan kisah cinta segitiga dua orang pilot yang bersahabat Reaf dan Danny mereka menyukai Evelyn seorang perawat cantik. awalnya Reaf berpacaran dengan Evelyn namun Reaf mengajukan diri untuk ikut perang di Inggris melawan Jepang sedangkan Evelyn dan Danny sama - sama bertugas di Hawai, Reaf dan Evelyn selalu bertukar surat hingga suatu hari dikabarkan Reaf tewas dalam peperangan ia jatuh dari pesawat yang ia kendalikan. Kesedihanpun merundung Evelyn dan Danny karena mereka berdua sangat menyangi Reaf, Evelyn sangat kehilangan kekasihnya dan Danny kehilangan sahabat terdekatnya sejak kecil.
   Namun waktu terus berjalan Danny dan Evelyn memutuskan untuk menghapus semua kesedihan dan memulai menata hidup kembali hingga akhirnya Danny dan Evelyn jatuh cinta. Tak lama dari itu tiba - tiba Reaf datang, Ia belum tewas karena pesawat yang ia kendalikan jatuh ke lautan, kemudian ia ditolong oleh nelayan Perancis. Danny dan Evelyn kaget bukan main hingga perselisihan terjadi namun sebelum perselisihan itu berakhir ternyata Jepang dengan tiba-tiba meluncurkan banyak bom ke Pearl Harbour pada saat tentara sedang istirahat, hingga jutaan ribu orang tewas sedangkan Reaf dan Danny bekerjasama menuju bengkel pesawat dan mengemudikan pesawat untuk melakukan perlawanan, Danny dengan bimbingan Reaf bisa memusnahakan lima pesawat. Luar biasa usaha Reaf dan Danny membuahkan hasil mereka mendapat penghargaan sekaligus mendapatkan misi khusus untuk balas dendam pada Jepang. Pada saat ituReaf dan Danny harus meninggalkan Evelyn.
   Misi balas dendam terlaksana namun tak sehebat Jepang, Reaf dan kawan-kawan hanya memiliki sedikit pasukan, sedangkan Jepang memiliki pasukan yang masih banyak hingga Jepang melakukan perlawanan dan bahan bakar di pesawat Reaf dan Danny habis akhirnya mereka terdampar di tepi pantai Cina, disana tentara Jepang telah siap melawan Reaf dan kawan - kawan, Pada saat itu Danny tertembak dan Reaf sangat panik, Reaf mencoba untuk menyelamatkan Danny, Ia mengatakan bahwa Danny akan menjadi seorang ayah, Evelyn telah mengandung anak Danny namun Danny telah pasrah dan menyerahkan tugas menjadi seorang ayah pada Reaf. Akhir cerita Reaf dan Evelyn hidup bahagia dengan seorang anak laki - laki yang bernama Danny.
   Kembali ke selamat pagi,
Memulai aktivitas hari ini dengan mandi pagi lalu bergegas mengantarkan adik ke sekolah di jalan Rumah Sakit, Pagi itu jalanan sepi jadi sangat leluasa saat mengemudikan motor. Sampai di sekolah adik, aku bertemu dengan guruku saat di bangku sekolah dasar, kini wajahnya semakin berumur, kerutan dimatanya semakin bertambah, aku menyalaminya kemudian ia mengatakan "Terimakasih neng, masih nanya kalau ketemu ibu" , Subhanalloh tentu saja Ibunda guru, ananda tidak akan melupakan Ibunda dengan segala bimbingan dan kasih sayang ibunda, semoga ibu selalu ada dalam lindungan dan cintaNya, aamiin.
   Setelah mengantar adik kemudian aku melaju menuju sekolahku di Jalan Ahmad Yani, aku melewati jalan Rumah sakit kemudian belok kiri hingga perempatan, lampu merah menyala aku kendalikan motor supaya berhenti. Mata ini tak bisa diam begitu saja, aku lihat sekililing ternyata di sebelah kiriku terlihat banyak gelandangan yang tidur di depan bangunan kosong. Kemudian seorang perempuan berjalan menuju pojokan, dalam hati aku bertanya apa yang akan ia lakukan?, Sampai di pojok ia dengan peolosnya membuka celana yang ia kenakan kemudian jongkok dan buang air besar dan kecil.
   Pemandangan yang menjijikan, lalu aku alihkan pandanganku ke arah mobil di sebelahku dan ternyata Bapa pengemudi mobil sedang melihat aktivitas yang perempuan itu lakukan begitupun pemgemudi motor di depanku, semua mata tertuju pada perempuan itu. Benar - benar miris melihatnya, di kota yang sedang berkembang pesat ini ada pemandangan yang tak sedap di lihat, entah darimana gelandangan itu berasal. Sungguh jijik jika membayangkannya kembali. Semoga ada pihak yang mau membenahi sekumpulan gelandangan itu, atau semoga gelandangan itu diberikan kesadaran untuk mau berusaha dan kembali menjemput janji - janji kehidupan. 
READ MORE - 07.15 24 Maret '12

Selasa, 07 Februari 2012

"Bunda.."
"Iya sayang.."
"Bunda sedang sibuk?"
"Memangnya ada apa?"
"Coba lihat ini bun..." Naira sambil menyodorkan brosur sebuah institut negeri di Bogor, apalagi kalau bukan IPB. Lalu sang Bunda mengamati brosur tersebut.
"Asik loh bun, waktu mahasiswanya sosialisasi di sekolah semangat banget, terstruktur dan memotivasi!" Naira semangat menjelaskan.
"Aku mau kuliah disini bun!" Naira sambil mengarahkan telunjuknya ke salah satu fakultas yang tertera dalam brosur.
"Ini, Fakultas Ekologi Manusia?" tanya bunda.
Naira mengangguk mengiyakan.
"Kau mau belajar jadi ibu rumah tangga yag baik?"
Naira mengangguk setuju
"Iya bun, aku mau kuliah disana. boleh ga bun? disana kan ada Tante Tika, jadi kalau bunda kesana bisa main sama Tante Tika!"
"Tanya Ayahmu!" Bunda sambil mengarahkan pandangannya pada Ayah yang kala itu sedang membaca sebuah surat kabar harian.
"Ayah, Aku mau kuliah di IPB, boleh tidak?" Naira sambil menghampiri Sang Ayah.
"Kau ini, seringkali berganti cita - cita universitas!"
"Kali ini aku yakin Ayah!"
"Iya terserah kamu"
Kembali Naira mendekati Bundanya,
"Kata Ayah boleh bun!"
Bundanya tersenyum sepakat.
Mulai malam itu semangat Naira bangkit, dari sebelumnya yang ragu-ragu ingin masuk UPI dan USOED, kali ini iya yakin sekali ingin masuk IPB. Sebelumnya dalam buku harian  Naira tidak pernah menuliskan target masuk universitas yang ia inginkan, malam itu lain ia menempelkan brosur yang ia dapat di kamarnya, ia menulis di banyak lembar buku hariannya tentang IPB, ia membawa kabar gembira pada temannya bahwa ia yakin ingin kuliah di IPB, ia berbunga - bunga seperti orang yang sedang jatuih cinta, ia senang tak terkira, ia semangat menuliskan target yang ingin ia capai, kali ini benar - benar bahagia, bahagia sekali. hingga pada Minggu pagi sebelum Naira pergi ke sekolah untuk menghadiri sebuah acara sempat ada percakan seperti ini dengan bundanya,
"Nai, kau cantik sekali hari ini?"
"Ah bunda bisa saja!"
"Benaran ka, hari ini kaka cantik!" adiknya menambahkan.
"Alhamdulillah dong" Naira tersipu dipuji.
"Kamu sedang bahagia yah, mau kuliah di IPB?" tebak Bunda.
"Iya bun bener banget!" Naira nyengir bahagia.
Hari yang menyenangkan, Naira bergegas mandi lalu bersiap-siap pergi ke sekolah, Kali ini iya mengenakan rok jins dan atasan corak hijau yang serasi dengan jilbabnya.Sesampainya di sekolah adzan dzuhur berkumandang Naira memarkirkan motornya di depan masjid bersama teman-temannya hendak melaksanakan sholat dzuhur, setelah sholat dzuhur ponselnya berdiring,
"Assalamu'alaikum tante?"
"Waalaikumsalam, Nai kau sedang dimana?"
"Oh, aku di sekolah sedang ada acara, ada apa tate?"
"Tante, mau bicara dengan ibumu tapi ponsel ibumu kenapa tidak diangkat?"
"Mungkin sedang di wc tan"
"Tante juga mau ngomong sama kamu"
"eh ada apa tante?"
"Tapi jelasnya nanti saja ya kasian kamu sedang di sekolah. Gini Nai, sekarang kan sudah mulai SNMPTN undangan, kamu masuk kedokteran UNDIP ya biar sama Teh Rena di Semarang"
"oh iya iya" suara rena memelan
"ya sudah Assalamualaikum"
"waalikumsalam"
seketika wajaha Naira menjadi muram, segera iya menulis sebuah pesan singkat untuk bundanya,
Bunda, tadi tante Marwa telpon katanya,
Aku harus masuk FK di UNDIP,aku cuma bilang 
"iya" tapi sebenernya aku ga mau bun.
Yang awalnya berseri - seri kini Naira muram, ia gundah, ia bercerita tentang ini pada sahabatnya Airin, dan pada seorang kakak kelasnya Fira yang sekarang menjadi mahasiswi UGM,
"Istikhoroh lagi saja, tapi jika pilihan FK itu ragu - ragu jangan, karena ragu - ragu itu subhat, Alloh tidak menyukai yang subhat" begitu pesan Teh Fira, dengan pesan itu setidaknya perasaan Nai sedikit lega.
Setelah selesai acara Nai langsung pulang ke rumah, ia menemui Bundanya yang sedang duduk santai di kursi ruang keluarga.
"Gimana Nai? acaranya seru?" tanya bundanya.
"Seru bun, Aku dapet ilmu banyak tadi" jawab Nai sambil membuka jilbabnya dan memasukkannya ke tempat cucian.
"Tadi Tante Marwa telpon"
"oh, apa katanya"
"kamu harus masuk FK Nai"
"Jadi gimana bun?" Nai mulai murung.
"Bunda sudah menolak, tapi Tantemu itu mengelak daripada ke IPB mending ke FK aja katanya!"
"Terus kata bunda apa?" perasaan Nai mulai tidak enak.
"Bunda sudah menjelaskan kamu tidak mau jadi dokter, tapi tetap saja tantemu ngotot. ya sudah bunda iyakan"
"jadi gimana bun?" Nai gelisah.
"ya sudah apa salahnya mencoba Nai, takdir jadi dokter atau tidaknya itu kan Alloh yang menentukan"
"Tapi Nai mau kuliah di IPB bun!"
"Iya Nai tenang saja"
Memang saat kelas X Nai ingin jadi dokter, tapi setelah ia memahami apa sebenarnya hobi dan pelajaran yang ia sukai ia tidak mau lagi jadi dokter, bahkan sangat tidak mau. Namun rerata keluarganya banyak yang kuliah di FK, dan Nairapun di dorong masuk FK, Bundanya pun tertarik supaya Nai kuliah di FK, pada sang bunda Nai berani mengatakan bahwa ia tidak ingin menjadi dokter, Namun ia tak beranio bilang lansung pada saudaranya karena Ia pikir percuma ia bilang tidak toh tetap saja ujungnya dibujuk masuk FK, dan itu benar setelah bunda di telpon Teh Rena dan mengatakan bahwa Nai tidak mau jadi dokter, Teh Rena berbicara seperti ini, "Padahal keliatannya Nai sangat penurut, tapi ternyata ia punya keinginan yang kuat, disuruh jadi dokter ga mau, padahal jadi dokter itu gampang ko, biayanya juga nanti ga bakalan kerasa mahal", mendengar itu Nai menggerutu "memangnya anak yang penurut tidak boleh mempunyai cita - cita sendiri" .
semenjak hari itu Bunda sering menelpon Teh Rena, padahal hari itu Nai pergi ke Garut untuk menhadiring acara "Canvasing IPB" acara yang di hadiri oleh para siswa yang berminat kuliah di IPB, saat menghadiri acara itu Nai gelisah sekali, hatinya tak tenang.
Ya, Pantas saja tak tenang sesampainya di rumah setelah pulang pergi yang melelahkan Garut - Tasikmalaya, Nai melihat mobil sedan biru terparkir di depan rumahnya, itu mobil pamannya. Nai masuk ke dalam rumah lalu ia bercengkrama dengan Ayah,Bunda dan Pamannya,
"Gimana Nai mau ga jadi dokter?" Tanya Bunda.
Nai menggelengkan kepalanya,
"Bunda tanya serius ya, Alasan Nai ga mau jadi dokter kenapa?"
"Nai ga mau belajar anatomi bun, Nai ga mau bedah orang, Nai ga mau, Nai ga suka!"
"Soal itu, nanti Nai juga terbiasa kalau bareng temen - temen" sahut sang paman.
"Tapi aku ga suka"
"Terus memangnya Nai mau jadi apa?"
"mm...Nai mau kerja di TV"
"Nai, kerja di TV itu menghabisakn waktu, kalau jadi dokter Nai bisa diem di rumah ngurus anak sambil bantu penghasilan suami" sambung paman.
"Tapi aku ga suka"
"Kuliah itu bukan suka ga suka Nai, liat prospek ke depannya dong Nai. Jadi sarjana nganngur itu malu Nai,malu" tambah pamannya.
"Nai mau kuliah di bidang yang Nai suka paman!"  elak Nai.
"Emang kenapa Nai? Nai pengen santai gitu kuliahnya?" tanya paman.
"bukan gitu paman, Nai mau melakukan hal yang Nai suka"
"Nai, jangan pengen kuliah santai, fakultas apapun kuliah itu sibuk"
"Nai bukan pengen santai, kalau sibuk juga gak apa-apa, mau sesibuk apapun juga bakal Nai hadapin kalau di fakultas yang Nai mau, yang Nai suka"
"Nai,nanti juga kamu terbiasa sama lingkungan. lagian kalau mau kerja di TV kuliahnya jangan di IPB dong!"
"Nai udah liat, kerjasama IPB sama apa aja paman"
"Nai liat prospek dong Nai" kata pamannya lagi.
"Iya Nai, Ayah yakain kamu bisa jadi dokter Nai"
Ayah yang biasanya menyerahkan segala pilihan pada Nai, kini ia ikut angkat bicara, ia mendukung Nai masuk FK. Nai kelu, ia tidak bisa mengelak apa - apa lagi, matanya sudah panas ingin menangis namun ia berusaha menahannya, ia berharap di balik kacamata minusnya matanya yang mulai merah tertutupi.
"Oke Nai mau jadi dokter?" kata bundanya.
Nai mengagguk dan berdiri berjalan menuju komputer yang menyala, lalu mulai menjelajahi dunia maya melampiaskan sedihnya.
"Nai, paman pulang dulu ya, inget ya pikirin prospek!"
"iya" Nai menjawab malas.
Nai kemudian menuju kamar mandi untuk mandi, pada saat itu ia tidak bisa lagi menahan air matanya yang sejak tadi tertahan, ia menangis sejadi - jadinya di antara kerasnya suara aliran air kran, nafasnya sesak karena tangisnya yang susah berhenti, ia merasa semangatnya dua hari yang lalu dalam sekejap hilang, hilang begitu saja.Setelah mandi ia melaksanakan sholat maghrib sambil berdoa semoga ia diberikan yang terbaik untuk masa depannya. Selesai berdoa ponsel Nai berdering ada telpon dari Teh Rena, awalnya teh Rena membicarakan banyak hal dari mulai kabar, keadaan di Tasik, dan banyak hal lain tapi Nai tau ujungnya pasti membicarakan FK dan itu memang benar, ya Nai hanya mendengarkan saja, tidak berani mengelak dan hanya berkata "iya", "iya" dan "iya", untunglah saat itu Nai mengangkat telepon di kamar yang dimatikan lampunya hingga tidak ada yang menyadari Nai melakukan percakapan di telpon sambil menangis, matanya berlinangan air mata, untunglah Tehj Rena jauh disana jadi berbicara dengan Nai lewat telpon hingga Teh Rena tidak lihat Nai menangis.
Sejak malam itu, Nai akan memilih FK ya FK Fakultas Kedokteran. Mungkin inilah jawaban dari istikhoroh yang sempat Nai laksanakan, mungkin Alloh memberi petunjuk lewat orang tua dan keluarga Nai, Jika Nai sedih mungkin itu hanya perasaan Nai saja yang belum menerima, mungkin seiring waktu ia akan menerima,ia akan mau menjadi dokter.
"Jadi kamu mau jadi dokter Nai?" Tanya Airin sahabat dekatnya.
"iya rin"
"yakin Nai?"
"Ayah sama Bunda yakin, kenapa aku engga?" mata Nai mulai basah.
"iya Nai harus bersyukur disuruh jadi dokter, mungkin ini petunjuk"
"Iya, aku harus mau jadi dokter. Aku udah ga berani ngelak apapun lagi Rin, Ayah udah sanggup biayain aku di FK, harusnya aku bersyukur" Mata Nai semakin basah. Airin mengusap punggung Nai, menguatkan Nai.
"Padahal yah Rin, kalau ayah mampu kuliahin aku di FK, kenapa di tata boga engga?"
"kan prospek Nai sayang!"
"iya yah, yaudah deh aku mau jadi dokter" Nai dengan Nada yang semutpun tidak enak mendengarkannya.
Hari demi hari Nai lalui, ia digalaukan oleh perasaannya sendiri, tak jarang ia menangis di sela-sela doanya sehabis sholat
READ MORE -

Selasa, 03 Januari 2012

Sosis Gulung

Ini nih menu pas buat bekel sekolah atau piknik, biasanya kalau sosis cuma di goreng itu jadi keriput dan ga indah diliat, nah ini solusi biar sosis goreng tetep menarik meski udah dingin.

Bahan:
6 sosis
1 mie rebus (terserah mau merk apa aja!)
minyak goreng

Cara membuat:
1. Bagi dua sosis, dan belah ujung - ujungnya jadi bentuk "+"
2. Rebus mie, setelah matang campurkan mie dengan bumbunya kecuali minyak (jangan pake kuah juga ya!)
3. Gulung bagian tengah sosis dengan mie yang telah dibumbui
4. goreng dalam minyak panas, sajikan!

Dengan cara ini tampilan sosis jadi menarik, mau di bawa piknik atau sekolah juga bakal tetep menarik atauuu mau di sajikan di meja makan juga tetep menarik!
READ MORE - Sosis Gulung

Barbeque Brokoli

Eh sebelumnya maaf ya tanpa foto, USB dan Bluetooth nya lagi ga oke jadi gambarnya menyusul.
"Barbeque Brokoli" yang biasanya pake bumbu barbeque itu daging tapi kali ini lain, tanpa daging jadi non kolestrol. langsung aja check it out yaa

Bahan:
600 gr/ dua bonggol brokoli ukuran sedang
300 gr nanas
40 gr/ 2 buah cabe ukuran sedang
50 gr/1 siung bawang bombay
3 sdm bumbu barbeque del monte
1/2 sdt garam
1 sdt gula
50 cc air panas
7 sdm minyak goreng

Cara membuat:
1. potong - potong brokoli menjadi ukuran sedang
2. potong nanas dalam bentuk segitiga kecil (ukuran disesuaikan dengan potongan brokoli supaya pas)
3. iris serong cabe merah
4. iris memanjang bawang bombay
5. panaskan minyak goreng lalu masukkan bawang bombay, oseng sampai harum
6. masukan brokoli oseng beberapa saat
7. masukkan nanas oseng dan diamkan beberapa saat
8. masukkan cabe merah dan bumbu barbeque dan air panas
9. oseng hingga air terlihat mendidih
10. masukan garam dan gula lalu oseng beberapa saat dan sajikan

Ini masakknan recomended banget buat vegetarian biar ga bosen sama oseng biasa jadi pake barbeque, rasanya segar dan enak tentunya. selamat mencoba!
READ MORE - Barbeque Brokoli

Ikan Fillet Madu

Sebelum ke resep, izinin saya buat prolog sedikit aja. Dari tahun kemarin saya jadi seneng masak, terutama masak makanan inti alias bukan makanan pembuka atau penutup kaya bolu, kue kering, daan sebagainya, kalau masak puding sih bisa tapi itu juga puding yang di masak praktis. Saya suka liat resep dari majalah atau internet, tapi bukan cuma ngikutin resepnya aja, saya lebih seneng coba - coba alias modifikasi resep yang saya temukan itu. Dan karena pemula jadi saya jarang pake bahan atau proses yang rumit, lebih suka memanfaatkan bahan dan alat yang ada, juga pastinya memanfaatkan budget yang pas - pasan. Oke langsung aja ke resep pertama "Ikan Fillet Madu". 

Bahan - bahan  :
1/2 kg ikan gurame/nila putih 
7 sdm madu
400 gr terigu
2 sdt merica
garam
minyak goreng

Cara memasak :
1. Ambil daging ikan tanpa tulangnya, potong kecil kira - kira ukuran 3 x 3 cm
2. Lumuri garam ikan yang telah dipotong dan dibersihkan, lalu diamkan sekitar tiga jam (supaya garam meresap)
3. Masukan potongan ikan ke dalam mangkok yang telah berisi tujuh sendok madu, lalu diam kan beberapa saat.
4. Sambil menunggu beberapa saat, buat adonan tepung; campurkan tepung merica dan 4 sendok garam dalam wadah.
5. Ikan yang telah direndam madu masukan ke dalam tepung/lumuri dengan tepung
6. Goreng dalam minyak panas dan api kecil. Angkat jiak warnanya telah kuning kecoklatan.
7. Sajikan. Nikmati rasa uniknya, ketika di mulut terasa gurih dan manis yang menyenangkan.

Perlu diketahui madu adalah perekat yang baik sehingga tepung dapat merekat dengan baik tanpa harus memakai bahan perekat lainnnya. Saat menggoreng harus diperhatikan karena dengan madu ikan jadi cepat matang. 
READ MORE - Ikan Fillet Madu