Sabtu, 12 Mei 2012

Babeh

Minggu lalu, kami sekeluarga bertandang ke rumah Amih (nenek) dan Babeh (kakek) , melepas rindu setelah lama tidak berjumpa. Saat itu hari sudah siang, kami membuat nasi liwet dan ikan bakar uintuk disantap bersama, ikan mas yang lezat yang dilumuri madu sebelum dibakar, dan nasi liwet yang gurih membuat nafsu makan meningkat. Babeh belum bangun dari tidur siangnya, dan sengaja tidak dibangunkan karena usianya yang sudah tua, yang mulai sering sakit - sakitan sejak dua tahun lalu jadi Ia harus banyak istirahat.
Makan siang selesai, aku dan ibu sempat berfoto bersama dengan Wa Lilis kakak Ibuku yang baru empat bulan lalu ditinggal pergi anaknya uintuk selamanya,
                                                                  Ibu-Wa Lilis-Igar
Kita semua bercengkrama bersama, bercerita banyak hal, merencanakan liburan bersama, dan lain - lain. Wa Lilis tidak berlama - lama Ia kemudian pergi mengantar pamanku ke rumah calon mertuanya. Rumah Amih mulai sepi, aku jadi tak bisa menahan kantuk, di ruang keluarga aku mulai terlelap diatas kursi panjang dengan jok yang empuk dan TV yang menyala seolah menina bobokan.
Adzan ashar telah berkumandang, meski sudah bangun aku tetap di ruang keluarga, menonton siaran ulang Indonesian Idol. Ibu, Amih dan Babeh sepulang dari masjid sedang di ruangan sebelah, samar - samar aku mendengar pembicaraan mereka,
Babeh : "Neng Igar atos ujianna?"
Ibu      : "Atos beh kantun pengumuman. Doakeun sing lulus ka UPI!"
Babeh : "Didoakeun pisan atuh, ayeuna sok kamana wae Neng Igar?"
Ibu      : "Nuju latihan nyupiran beh ayeuna mah"
Babeh : "Ohh, pami teu lulus UPI bade daftar ka Budiman nya?"
Ibu      : "hahahaa...."

Aku mengernyit, "Hah?Budiman?...Jadi sopir bis maksudnya?haha...". Begitulah Babeh yang tak pernah meninggalkan sholat  malam dan dhuha, yang terkadang galak tapi celetukannya memang lucu. Babeh seorang kakek yang hanya pernah sekali mengantarkan seorang saja cucunya pulang dengan menggendongnya saat malam hujan dalam keadaan jalanan yang banjir. Dan cucu yang satu itu adalah aku, Terimakasih Babeh, itu jadi kebanggaan tersendiri buatku, ya cucu satu-satunya yang Babeh gendong saat malam hujan dalam keadaan jalanan banjir, Babeh menggendongku dan aku memegang payung. 
Kebiasaan Babeh hingga saat ini adalah saat santai Ia sering menyuruh cucunya untuk memijat kakinya, hingga terkadang cucu - cucunya kabur jika Babeh sedang santai, takut di suruh memijat. Tapi tidak denganku, Babeh duduk santai, akupun begitu, ikut duduk santai saja tanpa disuruhnya memijat.
Pada hakikatnya manusia pasti memiliki sisi baik, begitupun Babeh meski Ia galak tapi tentu saja Ia memiliki hal baik yang melekat pada dirinya, meski aku pernah menangis karena sikapnya, tapi tentu saja ada hal positif yang Ia miliki. Semoga Babeh selalu ada dalam lindunganNya...

Bapa Engkos (Kakek dari Bapa)- Babeh (Kakek dari Ibu)

Babeh (kanan) bersama Bapa engkos (kiri)seorang kakek yang cerdas, mampu menjawab banyak pertanyaan dari cucunya, Ia kurang menyukai permainan bola tim Indonesia katanya lebih senang menonton tim dari luar negeri, meski seorang petani Ia mengetahui perkembangan zaman, baik dalam bidang ekonomi, budaya maupun sosial politik, hingga gosip artispun Ia tau, Ia juga sosok seorang ayah yang selalu bekerja keras dan bersikap disiplin terhadap putra - putrinya. Tidak pernah meminta sesuatu apapun pada semua anak - cucunya, tidak pernah memaksakkan kehendak apapun terhadap anak - cucunya. Yang diinginkannya saat ini adalah menunaikan ibadah haji. Alloh Maha Kaya, Mudah bagiNya memberikan segala sesuatu apapun, semoga Ibu,Bapa,Bapa Engkos,Emak (nenek dari Bapa), A Rico dan Teh Nunuy dapat secepatnya menunaikan ibadah haji...

READ MORE - Babeh